Rabu, 30 Juni 2010
Coba Kau Bayangkan, UI!
Begitu lemahnya aku sampai2 aku harus memikirkan banyak hal yang orang bisa lakukan sedangkan aku tidak karena keterbatasanku. Tahukah apa itu? Yaitu tugas dari OKK UI 2010 yang aku rasakan sangat berat karena kurangnya anggota kelompok sampai sekarang.
And then, ada yang lain. Panitia OKK UI gak mikir kalo habis daftar ulang, semua maba udah pulang, mana belum sempat dekat lebih jauh dan bertukar nomor handphone walaupun mereka udah dikasih tahu tentang orientasi yang bakal mereka lakukan.
Sekarang ada tugas bikin essay dan proposal project. Bujubune, ane gak tahu gan gimana cara ngerjainnya. Apalagi aku anak daerah dan yang lainnya saling berjauhan, gimana mau tugas kelompok coba kalo kita gak saling bertemu dan membahas tugas yang diberikan UI kepada kami. Masa kami harus melimpahkan semua tugas2nya kepada ketua kelompok dan mengerjakan tugas by phone, chatting, dan email sih? Yang bener aja bro, aku gak sanggup kalo harus kayak gitu. Mesti bertatap muka langsung dengan temen2, baru bisa kerjain dengan sepenuh hati dan lancar sempurna.
Terus tugasnya harus dikumpulin dengan prosedur yang aku rasa cukup aneh dan mempersulit siswa. Kenapa? Aku gak ngumpul tugas, tapi mesti ikut yang lain untuk ngumpulin tugas dengan cara mengikuti clue-clue yang sudah disediakan pihak panitia OKK UI. Kalo aku gak ngumpulin tugas, sanksi apa yang bakal aku dapet dari UI yah? Sanksi akademiskah? Disuruh push-up dan melakukan kegiatan ospek kayak biasakah? Bakal dipersulit dalam hal2 tertentu yang belum aku mengertikah? I don't know.
Pasrah..........!
Jumat, 11 Juni 2010
Keluhanku Hari Ini
Daftar kekesalan, uneg2, dan keluhanku selama 24 jam terakhir ini :
1. Aku mau ikut tawuran antar kampus dan pihakku yang memenangkannya.
2. Ketemu sama orang yang gak ingin aku kenal di SMS dan dia malah bikin aku marah dengan pernyataannya. Huft, sebel deh!
3. Bawaannya pengen kabur dari kota Palembang ini.
4. Membuat orang2 berantem sama aku.
5. Hukum adalah sesuatu yang bisa bikin aku pusing dan gembira, dilema…
dll.
Udah lah kasian diary digitalku ini, belum bisa nyiksa dia deh.
Kamis, 10 Juni 2010
Bangun Tidur, Lihat Ariel Peterporn
Pernah gak habis buka link itu, terus kalian malah tutupin muka kalian, lalu perlahan-lahan rasa malu dan tengsin kalian memudar? Aku Pernah.
Apa setelah buka link itu, terus kalian kaget kalo isinya ternyata artis yang dulu kita kira baik, ternyata beradegan mesum dengan sangat santainya dan mesranya sampe2 kalian menghujat sekaligus memuji permainan mereka itu? Wew, pernah banget.
Lalu, pernah gak habis nonton video itu, kalian langsung cari situs download video itu, men-downloadnya, dan menyimpannya rapat2 di komputer atau laptop kita? Hahaha, udah sering lagi! Maklum, semi hentai lovers.
Pernah gak ortu kalian akhirnya malah bertanya soal video yang lagi ramai diperbincangkan di media massa dan tanya2 apa kita punya videonya atau gak? Hahaha, lucu2, pernah lah.
Apa kalian pernah nonton bokep bareng2 sama kakak cewek dan mama kalian di dalam satu kamar dan kalian merasa sedikit terancam + gak enak + gak nikmat saat lagi menontonnya? Yups, that's great, I ever experienced it.
Apa kalian pernah denger mama kalian ngoceh2 ngomentarin video itu pas lagi nonton bokep dan kakak cewek kalian diem aja tapi kadang2 komentar sedikit2 tentang video itu? Wuh, pernah!
Kemudian setelah nonton video itu mama kalian tetep komentar2 miring, kakak cewek akhirnya buka mulut soal video itu, dan malah kegirangan udah nonton video itu? Hahaha, pernah dong!
Pernah gak kalian berharap kalo video yang kalian tonton itu asli, bukan palsu atau sekadar rekayasa sang penyebar video? Wah, pernah dong!
Gitu aja deh buat hari ini, tahu gak yang aku maksudkan itu apa?
Yaitu video bokep Luna Maya vs Ariel "Peterporn" vs Cut Tari!!!!!
Give a big applause to Add My Beer!
Sabtu, 29 Mei 2010
Darah Sebagai Kesaksian
Jangan kau kerutkan kembali, jangan sekali-kali.
Jangan kau pernah menyebut tanda kesetiaan, jangan pernah.
Setiakanlah pandanganmu padaku, setiakan hanya untukku.
Tebarkan pesona jingga kepada orang tertentu, aku harap itu aku.
Jangan semai pesona nila pada orang lain, atau kau akan merasa lain.
Wahai pujangga gadunganku, jangan sampai kau berani bersilang pedang denganku.
Apalagi bersilang pedang dengan petarung hati yang lain.
Pertarungan ini tak akan bisa kita menangkan sepenuhnya.
Sudah ada yang mengatur jalannya pertandingan di dekat urat nadi ini.
Bahkan dari atas langiut nan gelap dan menakjubkan ini
Lawan aku dengan sungguh2, atau tinggalkan saja semua ini.
Karena pertarungan hati lambat laun membuatku jengah parah.
Tanya saja pada jantungku yang berdegup kencang dan setiap bulir keringat yang menetes
Tapi, suatu keanehan terjadi secepat kilat
Pedang itu tiba2 menusukku, dalam sekali.
Tanpa petarung, kau disana tersenyum memandangku.
Aku curiga kaulah yang menghujamkan pedang secara diam2.
Darahku mengalir menuju sungai keabadian...
Melintasi kastil dan barak2 tegak yang kumuh dan kusam itu,
termakan zaman dan menjadi saksi bisu kekejaman sejarah.
Begitu pula dengan hatiku ini.
Darah sebagai kesaksian untuk apa yang aku rasakan saat ini.
Senin, 24 Mei 2010
Anas Urbaningrum, My New Favorite Ketua Umum Partai Demokrat
Di Metro TV kira2 ada 3 orang ditambah 1 presenternya (ya iyalah secara presenter cukup 1 orang, gak usah kebanyakan) membahas hal itu dengan tema "Senjakala Politik SBY". Aku gak begitu nangkep maksud dari pembicaraan itu apa. Yang jelas rasa ngantuknya masih ngalahin kemampuan berpikir analitikalku. Susah ya jadi cewek pemales.
Back to the topic, waktu aku lihat itu tema pembicaraan , kontan aku langsung berpikir, "Apa sih salahnya Anas Urbaningrum sampe2 orang2 tega mempermasalahkan keberadaannya. Bukannya si Anas orangnya baik banget, sopan santun, berwibawa, kritis, latar belakang pendidikannya bagus, suka bikin karya2 ilmiah dan problema politik dewasa ini, selama ini dia bekerja di PD dengan segala kapabilitas yang telah dimilikinya? Apa sih yang bikin pemilihannya disangkutpautkan sama Pak SBY? Maksud mereka apa sih? Mau ditonjok lu2 pade sama gue? Jiah bahasanya jadi kasar gini!"
Maaf, aku copas sedikit profil Anas Urbaningrum sebelum membahas soal ini lebih lanjut.
![]() | |||
|
Sayap Yang Patah
Menyimpan berjuta bulu yang indah.
Ada bulu kecil dan bulu besar
Eklektik namun terkesan jauh dari kebusukan.
Jarak yang jauh dan melelahkan bisa diatasinya.
Hanya saja tak semua sayap bisa terbang
Seperti diriku yang kehilangan terbang tinggi
Patah....
Patah terus patah dalam kehancuran
Berdarah dan mengucurkan sejuta keputusasaan
Sayapku hanya bisa menggelepar penuh derita
Sakit sekali, perih sekali, nyeri sekali
Sampai akum menangis meratapi patahna sayapku
Kurenggut potongan puzzle sayapku,
lalu kucoba untuk menyusunnya kembali.
Tapi apa daya....
Aku hanya bisa gemetar, tanganku tak bisa menata sayapku kembali
Tertatih2 aku berjalan ribuan kilometer jauhnya
Untuk mencari tempat istirahat yang menyenangkan
Demi memulihkan sayapku yang terus melemah
Mengaduh kesakitan, gema yang membalas kesengsaraanku.
Tuhan....
Tolong aku, pulihkan kembali sayapku
Aku ingin terbang, tidak apa bisa terbang rendah saja.
Yang penting rasa sakit ini berakhir
Dengan penuh keceriaan yang sudah memudar.
Memudar dari segalanya.