Bloody Prologue

A blog from ironic and pathetic girls who just want the genuine truth of the world. No more lies! Keep Hip Hop and Rock n Roll!

Senin, 24 Mei 2010

Anas Urbaningrum, My New Favorite Ketua Umum Partai Demokrat

Teman2, tadi sore aku kan nonton berita tuh di Metro TV pas jam 5-6 an lah. Mereka yang terdiri dari pakar politik yang kompeten dan lagi membahas soal pemilihan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Aku sih sebenarnya gak nonton dari awal sih. Maklum baru bangun jam 5-an, itupun masih lemes naudzubillah mindzalik. Nah, berhubung mama lagi baik2nya nyetel Metro TV buat aku (I love Metro TV so much more than fucking SCTV and its alay programs), di Metro TV ditampilkan acara Breaking News gitu yang dateng bersamaan dengan acara Just Alvin. So, acara Just Alvin dibatalkan deh!

Di Metro TV kira2 ada 3 orang ditambah 1 presenternya (ya iyalah secara presenter cukup 1 orang, gak usah kebanyakan) membahas hal itu dengan tema "Senjakala Politik SBY". Aku gak begitu nangkep maksud dari pembicaraan itu apa. Yang jelas rasa ngantuknya masih ngalahin kemampuan berpikir analitikalku. Susah ya jadi cewek pemales.
Back to the topic, waktu aku lihat itu tema pembicaraan , kontan aku langsung berpikir, "Apa sih salahnya Anas Urbaningrum sampe2 orang2 tega mempermasalahkan keberadaannya. Bukannya si Anas orangnya baik banget, sopan santun, berwibawa, kritis, latar belakang pendidikannya bagus, suka bikin karya2 ilmiah dan problema politik dewasa ini, selama ini dia bekerja di PD dengan segala kapabilitas yang telah dimilikinya? Apa sih yang bikin pemilihannya disangkutpautkan sama Pak SBY? Maksud mereka apa sih? Mau ditonjok lu2 pade sama gue? Jiah bahasanya jadi kasar gini!"

Maaf, aku copas sedikit profil Anas Urbaningrum sebelum membahas soal ini lebih lanjut.

Anas Urbaningrum (akrab disapa Bung Anas), lahir di Blitar 15 Juli 1969. Setelah selesai mengikuti studi Sarjana Ilmu Politik Universitas Airlangga, 1992, Bung Anas melanjutkan studi Magister Sains Ilmu Politik UI, 2000. Saat ini, Bung Anas sedang mengikuti Program Doktor Ilmu Politik di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Pekerjaan dan Pengalaman:

  • Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Periode 2009-2014
  • Pimpinan Kolektif Nasional KAHMI, 2009
  • Ketua Yayasan Wakaf Paramadina, 2006-sekarang
  • Ketua DPP Partai Demokrat, 2005-sekarang
  • Anggota KPU Periode 2001-2005
  • Anggota Tim Seleksi Parpol Peserta pemilu 1999 (tim 11), 1999
  • Anggota Tim Revisi UU Politik (tim 7), 1998
  • Ketua Umum PB HMI Periode 1997-1999

Keluarga:

Athiyyah Laila (istri), Akmal Naseery (anak), Aqeela Nawal Fathina (anak), Aqeel Najih Enayat (anak), Aisara Najma Waleefa (anak)

Buku dan Karya Ilmiah:

  • Bukan Sekadar Presiden, 2009
  • Takdir Demokrasi, 2009
  • Menjemput Pemilu 2009, Jakarta : Yayasan Politika, 2008
  • Melamar Demokrasi, Jakarta : Republika, 2004
  • Islamo-demokrasi : Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta : Republika, 2004
  • Pemilu Orang Biasa, Jakarta : Republika, 2004
  • Ranjau-Ranjau Reformasi : Potret Konflik Politik Pasca Jatuhnya Soeharto, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999.
  • Jangan Mati Reformasi, Jakarta : Yayasan Cita Mandiri Indonesia, 1999.
  • Menuju Masyarakat Madani : Pilar dan Agenda Pembaruan, Jakarta : Yarsif Watampone, 1997.

Penghargaan :

Bintang Jasa Utama dari Presiden RI, tahun 1999.


Gitu deh deskripsi dari dia.

Nah, Anas Urbaningrum dianggap oleh sebagian ahli politik atau politisi memudarkan pengaruh dan citra SBY tuh. Nah, mulai di bagian situ aku kurang setuju. Tapi mereka ngoceh (jiah, ngoceh. Ngomong kalee) lagi. Politik pencitraan, politik pencitraan, cuma masalah itu yang aku denger. Ternyata Anas sama sekali gak bersalah dalam hal ini, SBY pun demikian. Yang salah tuh sebenernya manuver politik dari Andi Malarangeng. Tahu sendiri kan Andi Malarangeng itu sosok yang aku anggap kayak musang ---- licay aka lincah dan alay politiknya, terlalu ekspresif, terus sok2an ngerasa deket sama Cikeas (padahal sebenernya SBY bersikap biasa2 aja tuh sama semua anggota partainya. Yeee, Andi salah lagi), kalo ngomong kurang begitu dijaga kataku sih. Setiap orang pasti punya penilaian yang berbeda2 sm orang satu ini =_=" ----

Sebaliknya, buat Anas Urbaningrum yang notabene bener cara berpolitiknya. Menurut tayangan TV yang aku simak, Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie berusaha memperoleh suara dari DPC-2nya dulu, bagian bawah atau akar dari partai sebelum merengkuh suara kepada hirearki tertinggi. Beda suara mereka aja "cuma" selisih 32 --- unggulan si Anas, info---. Cara mereka yang memperoleh suara dari satu DPC ke DPC lain dinamakan Point To Point Approachment, dan terbukti ampuh untuk merangkul golongan partai dari semua lapisan dan kalangan.

Hal itu yang tidak dilakukan sama Bang Andi nih. Dia cara memperoleh suaranya jor2an banget seolah2 dia deket sama orang2 Cikeas, mengklaim udah dapet restu dari SBY dan Edi baskoro (anaknya SBY) lah, dan kayak mau jadi caleg atau capres aja. Huft, sebel sama orang itu! Mana di salah satu tayangan TV, aku lihat dia punya bus yang bergambar dirinya. Hoeks banget deh! Kayak yang mau ngapain aja punya citra diri terlalu tinggi. Hallo.... istilahnya, lo cuma dipilih sama orang2 partai. Masa sih mau dipilih sama rakyat se-Indonesia, think twice bang!

Yah, hasilnya si Anas yang kepilih gara2 menang kepribadian sama kepintarannya dalam mengolah politik. Bener strateginya. Pesen buat bung Andi, jadi orang jangan sombong dong! Situ yang salah strategi gak merangkul golongan bawah. Ibaratnya tanaman, pola perangkulan si Anas dan Marzuki itu kayak pohon yang akarnya melesak dalam ke bawah tanah dan kuat pertumbuhannya. Kalo Andi M kayak pohon yang lebat daunnya tapi gak kuat perakarannya.

Jia you buat ketum baru Partai Demokrat! Kami sebagai bangsa Indonesia berharap kehadiran anda bisa membawa angin segar, perubahan bagi kondisi partai sekarang, dan memajukan kehidupan bangsa Indonesia. Amin!

That's all my blog. Hope you'll see my blog for more.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar