Bloody Prologue

A blog from ironic and pathetic girls who just want the genuine truth of the world. No more lies! Keep Hip Hop and Rock n Roll!

Sabtu, 29 Mei 2010

Darah Sebagai Kesaksian

Lapangkanlah dadamu, sayang, lapangkanlah dadamu dengan bidang.
Jangan kau kerutkan kembali, jangan sekali-kali.
Jangan kau pernah menyebut tanda kesetiaan, jangan pernah.
Setiakanlah pandanganmu padaku, setiakan hanya untukku.
Tebarkan pesona jingga kepada orang tertentu, aku harap itu aku.
Jangan semai pesona nila pada orang lain, atau kau akan merasa lain.

Wahai pujangga gadunganku, jangan sampai kau berani bersilang pedang denganku.
Apalagi bersilang pedang dengan petarung hati yang lain.
Pertarungan ini tak akan bisa kita menangkan sepenuhnya.
Sudah ada yang mengatur jalannya pertandingan di dekat urat nadi ini.
Bahkan dari atas langiut nan gelap dan menakjubkan ini
Lawan aku dengan sungguh2, atau tinggalkan saja semua ini.
Karena pertarungan hati lambat laun membuatku jengah parah.
Tanya saja pada jantungku yang berdegup kencang dan setiap bulir keringat yang menetes

Tapi, suatu keanehan terjadi secepat kilat
Pedang itu tiba2 menusukku, dalam sekali.
Tanpa petarung, kau disana tersenyum memandangku.
Aku curiga kaulah yang menghujamkan pedang secara diam2.

Darahku mengalir menuju sungai keabadian...
Melintasi kastil dan barak2 tegak yang kumuh dan kusam itu,
termakan zaman dan menjadi saksi bisu kekejaman sejarah.
Begitu pula dengan hatiku ini.
Darah sebagai kesaksian untuk apa yang aku rasakan saat ini.

2 komentar: